BEAUTY INDONESIA – Makanan mengandung kolagen seringkali dipromosikan sebagai suplemen yang baik untuk kulit. Namun, apakah mengonsumsi kolagen lewat makanan benar memberi manfaat?
Kolagen merupakan jenis protein alami yang bermanfaat bagi kesehatan. Meskipun tubuh dapat memproduksi kolagen secara alami, tetapi jumlah kolagen bisa menurun seiring bertambahnya usia.
Oleh karena itu, banyak yang mencari asupan kolagen dari suplemen atau dari makanan dan minuman yang diklaim mengandung kolagen.
Seperti beauty hot pot atau kaldu kolagen yang seringkali diklaim mampu memberikan kilau awet muda pada wajah dan mencegah kerutan.
Makanan yang mengandung kolagen juga terus membanjiri pasar makanan. Tidak hanya campuran sup kolagen pada hot pot, tetapi banyak juga yang menjual bubur kolagen, mie instan kolagen, hingga kaldu kolagen dalam kemasan.
BACA JUGA : 5 Efek Samping Masker Putih Telur untuk Wajah, Harus Tahu!
Namun, apakah mengonsumsi makanan yang diklaim mengandung kolagen ini benar-benar bermanfaat untuk kesehatan kulit?
Seorang ahli gizi dan dokter estetika menjelaskan cara kerja kolagen dan apa yang harus diwaspadai oleh pembeli. Melansir todayonline.com (16/06/2024), berikut penjelasannya!
1. Apa itu kolagen?
|
Kolagen adalah salah satu jenis protein yang diproduksi tubuh manusia secara alami, dengan menggunakan asam amino dari makanan kaya protein atau kolagen, seperti kaldu tulang, ikan, dan daging.
Di dalam tubuh, kolagen biasa ditemukan pada kulit, rambut, kuku, tendon, hingga tulang rawan. Kolagen bekerja dengan zat lain untuk menjaga elastisitas, volume, dan kelembapan kulit.
Kolagen juga dibutuhkan untuk membentuk protein, seperti keratin yang membentuk kulit, rambut, dan kuku.
Sayangnya, tingkat produksi kolagen alami dalam tubuh semakin menurun ketika seorang individu mencapai usia pertengahan 20.
BACA JUGA : Mengenal Penyebab Kulit Kendur dan Cara Mengatasinya
Selain faktor penuaan, beberapa faktor lain juga bisa mendukung penurunan produksi kolagen alami. Misalnya, kerusakan akibat sinar matahari, merokok, serta konsumsi alkohol dan gula.
Menurut Ms Jaclyn Reutens, ahli diet klinis dan olahraga di Aptima Nutrition & Sports Consultants, genetika juga dapat memengaruhi laju sintesis kolagen, sama seperti pengaruhnya terhadap jumlah melanin yang dimiliki setiap orang.
2. Apakah kolagen pada makanan dan minuman dapat menggantikan?
|
Meskipun banyak produk makanan dan minuman yang diklaim mengandung kolagen, tetapi kolagen di dalam produk tersebut tidak mampu menggantikan kolagen yang hilang.
Sebab, tubuh manusia tidak dapat menyerap kolagen dalam bentuk utuh untuk menggantikan kolagen yang hilang. Molekulnya terlalu besar untuk langsung masuk ke aliran darah atau kulit.
Ketika masuk perut, kolagen dipecah menjadi peptida selama pencernaan, yang merupakan rantai pendek asam amino. Setelah dipecah, tidak ada kendali dan tidak ada yang tahu seberapa banyak kolagen itu diserap.
Tubuh akan menyimpannya di tempat paling membutuhkan, yang mungkin bukan di kulit, tetapi di otot, tulang, tendon, atau tulang rawan.
Menurut ahli gizi di Singapura, Adlyn Farizah, asam amino juga dapat ditemukan di banyak makanan kaya protein lainnya, tidak hanya di makanan mengandung kolagen.
BACA JUGA : 8 Khasiat Gel Lidah Buaya untuk Rambut yang Sudah Dipercaya Turun-temurun
Oleh karena itu,makanan sehari-hari lainnya, seperti daging hingga makanan laut sebenarnya memiliki asupan protein yang sama banyaknya untuk membantu tubuh memproduksi kolagen.
Untuk mengetahui apakah suplemen kolagen layak atau tidak dikonsumsi, bisa dilihat pada halaman selanjutnya!
3. Apakah suplemen kolagen layak dikonsumsi?
|
Belum ada penelitian dalam skala besar yang membuktikan khasiat dari konsumsi suplemen kolagen.
Ms Reutens, ahli diet mengungkap, suplemen kolagen biasanya mengandung bentuk slot gacor kolagen terhidrolisis. Berarti kolagen itu telah dipecah menjadi peptida yang lebih kecil untuk memastikan lebih banyak kolagen diserap dalam tubuh.
Pada akhirnya, masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan dampak sebenarnya kolagen pada hasil ini.
Perlu penelitian lebih lanjut juga tentang keamanan konsumsi dan potensi jangka panjangnya. Sebab, kualitas dari sumber suplemen kolagen bisa sangat bervariasi.
Dr. Lim dari klinik estetika memperingatkan, sejumlah suplemen mungkin mengandung bahan tambahan atau kontaminan yang dapat menimbulkan risiko kesehatan.
Oleh karena itu, daripada mengonsumsi produk makanan dan minuman mengandung kolagen, lebih baik melakukan perawatan kulit yang lebih teruji.
Ketika memilih produk perawatan kulit, Dr Lim menyarankan untuk memilih produk mengandung bahan, seperti retinol dan vitamin C yang lebih mungkin memberikan hasil yang terlihat.
Disarankan juga untuk mengatur pola hidup, seperti meminimalkan paparan sinar UV hingga mengubah pola makan dengan lebih banyak konsumsi makanan alami.
Misalnya, konsumsi makanan kaya protein, seperti daging dan makanan laut yang dapat membantu meningkatkan kadar kolagen. Para vegetarian juga bisa memperoleh banyak kolagen dengan konsumsi kacang-kacangan.